![]() |
promediavloggerjambi.top |
Pakar kesehatan jantung, dr. Nicolaus Novian Dwiya Wahjoepramono, MRes., Sp.JP, menyebut tren ini sebagai sinyal bahaya yang patut diwaspadai sejak dini. Ia menilai gaya hidup anak muda yang kurang aktif bergerak dan sering mengonsumsi makanan tinggi lemak menjadi penyebab utama meningkatnya kasus kolesterol pada usia produktif.
“Lonjakan kadar kolesterol di usia muda adalah peringatan serius. Ini salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke yang sebenarnya bisa dicegah,” ujar dr. Nicolaus, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Siloam Lippo Village, dikutip dari ANTARA, Senin (26/5/2025).
Kolesterol sendiri adalah lemak yang secara alami diproduksi tubuh, namun juga bisa berasal dari makanan. Meski dibutuhkan untuk membentuk sel, kadar kolesterol yang berlebihan bisa menumpuk di pembuluh darah, menyebabkan penyempitan bahkan penyumbatan. Kondisi ini bisa memicu serangan jantung atau stroke, bahkan di usia muda.
Lebih lanjut, dr. Nicolaus menjelaskan bahwa kolesterol tinggi dipengaruhi oleh dua jenis faktor. Pertama, faktor yang tidak bisa diubah, seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga. Kedua, faktor yang bisa dimodifikasi, seperti pola makan, kebiasaan merokok, berat badan, serta konsumsi alkohol.
Sayangnya, kesadaran anak muda terhadap gaya hidup sehat masih rendah. Makanan cepat saji, gorengan, pola makan tidak teratur, hingga minimnya aktivitas fisik menjadi kebiasaan yang jamak ditemui di kalangan remaja dan mahasiswa.
“Tidak ada toleransi untuk rokok—bahkan satu batang pun sudah terlalu banyak. Kontrol berat badan, dan batasi lemak trans, terutama dari minyak goreng yang digunakan berulang kali, itu sangat penting,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya menerapkan pola hidup sehat sejak remaja. Olahraga ringan minimal lima kali seminggu, mengonsumsi makanan seimbang, dan mengurangi makanan olahan serta lemak jenuh menjadi langkah preventif yang efektif.
“Kesadaran dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Gaya hidup sehat adalah investasi jangka panjang untuk masa depan,” pungkas dr. Nicolaus.
sumber : kompas.com
(Red : Tazky)
0 Komentar